Jumat, 25 Juli 2008


Hasil penelitian ahli arkeologi menunjukkan lebah madu sudah terdapat di dunia sejak zaman tersier atau kira-kira 56 juta tahun lalu. Terkait dengan rantai kehidupan di alam, makhluk berordo Hymenoptera, famili Apidae, genus Apis, dan hidup dalam suatu keluarga besar yang disebut koloni ini, diakui jasanya dalam membantu proses penyerbukan berbagai tumbuhan. Serangga inilah yang membuat manusia bisa menyaksikan keindahan berjuta jenis tanaman, aneka rupa bunga dan beragam pohon, serta me- nikmati bermacam rasa buah-buahan.
Jika dicermati, paling tidak ada delapan keajaiban yang dimiliki lebah:
Pertama, dari keragaman spesies dan habitatnya. Lebah madu terdiri dari beberapa spesies dengan ciri fisik dan "tempat mangkal" yang saling berbeda: ada Apis dorsata atau lebah hutan, yang di Sunda disebut odeng, dengan daerah penyebaran di sekitar wilayah subtropis dan tropis Asia seperti Indonesia (dari Sumatra sampai Papua), Filipina dan sekitarnya. Selain itu, Apis laboriosa yang bisa dijumpai di daerah Pegunungan Himalaya.
Ada Apis indica atau Apis cerana alias lebah lokal, yang di Jawa Barat terkenal dengan nama nyiruan —jenis ini diduga berasal dari daratan Asia, kemudian menyebar ke Afganistan, Cina, India, Korea, dan Jepang dan Apis florea merupakan spesies terkecil, yang tersebar mulai dari Timur Tengah, India, sampai Indonesia.
Ada pula Apis mellifera alias lebah Australia, yang banyak dijumpai di daratan Eropa seperti Francis, Yunani, Italia, dan sekitar Mediterania. Selain itu, juga Apis adonsonii atau Apis unicolor yang tersebar luas di Benua Afrika, bagian utara Gurun Sahara sampai semenanjung Afrika di selatan, dan pantai barat hingga pantai timur Afrika.
Kedua, dari sifat polimorfismenya yang betul-betul bineka. Setiap anggota koloni memiliki keunikan anatomis, fisiologis, dan fungsi biologis yang sangat berbeda. Selain ada betina, yang kelak menjadi ratu (queen) dan jantan (drone), ada juga kelompok lebah pekerja (worker bees), yang sebenarnya adalah lebah betina namuh organ reproduksinya tidak berkembang sempurna.
"Pencetakan" jenis kelamin ini sendiri seperti telah disadari jauh-jauh hari, bahkan sejak masih dalam fase awal telur. Setelah kawin, lebah ratu akan mengelilingi sarang untuk mencari sel-sel yang masih kosong. Untuk mengeluarkannya sebutir telur, diperlukan waktu 0,5 menit. Setelah mengeluarkan 30 butir, sang ratu akan istirahat 6 detik untuk makan -diletakkannya di dasar sel.
Telur calon lebah pekerja disimpannya di bagian sel berukuran kecil, tutup yang rata, dan paling banyak jumlahnya. Sementara telur calon lebah jantan ditempatkan di sel yang ukurannya agak lebih besar, dengan tutup menonjol serta terdapat titik hitam di tengahnya. Ada pun telur calon rata ditempatkan di sel paling besar, tak teratur dan biasanya terletak di pinggir sarang.
Ketiga, dari sisi tatanan kehidupannya. Lebah merupakan insekta sosial yang senantiasa hidup gotong royong dan saling ketergantungan. Pembagian tugas dan organisasinya sangat teratur, tertib, dan disiplin atas kesadaran sendiri untuk mencapai prestasi seoptimal mungkin sehingga kelangsungan dan kesanggupan membentuk koloni sangat kuat.
Di samping ada tugas individual, misalnya lebah ratu tugasnya bertelur terus-menerus; lebah jantan mengawini ratu; sementara kelompok lebah pekerja menjaga dan memberi makan larva, membangun sel-sel baru dan memperbaiki yang lama, serta memproses nektar jadi madu. Ada juga tugas lain yang diemban secara bersama-sama, yaitu menjaga sarang dari serangan musuh.
Keempat, mengonsumsi makanan yang baik, menghasilkan yang tak kalah baiknya. Hampir semua tanaman berbunga merupakan "ladang" bagi lebah. Dari sana hewan ini mengambil nektar, serbuk sari (pollen) dan air,
Nektar adalah suatu senyawa kompleks yang dihasilkan kelenjar necterifier tanaman dalam bentuk larutan, dengan konsentrasi gula bervariasi, mulai 5% sampai 70% atau lebih makin banyak nektar mengandung gula, makin senang lebah mengunjungi bunga tersebut dan air, antara 40% hingga 80%.
Sementara tepung sari, yang dimanfaatkan lebah, terutama sebagai sumber protein, lemak, karbohidrat, serta sedikit mineral diperoleh dari "antena" atau sel kelamin jantannya tumbuhan. Satu koloni lebah madu membutuhkan sekitar 50 kg tepung sari per tahun. Sekitar separuh dari tepung sari tersebut digunakan untuk makanan larva.
Adapun unsur yang dihasilkannya, selain madu, yang dipercaya bisa dijadikan makanan dan obat bagi sekian banyak penyakit, terdapat pula royal jelly, bee pollen, lem atau propolis, lilin lebah atau malam (beeswax], serta racun lebah (bee venom atau apitoxin).
Kelima, pekerja keras. Lebah pencari pakan merupakan lebah pekerja "paling senior" sekaligus tergesit, dengan kecepatan terbang mencapai 65 km per jam, bisa menempuh jarak 46 km nonstop. Bila sedang membawa nektar, diangkut dalam kantong tepung yang ada di kaki, kecepatannya tinggal 30 km per jam dengan kecepatan getaran sayap sebanyak 250 kali per detik.
Untuk mengumpulkan 1 kg madu, seekor lebah harus mengadakan perjalanan 90.000-180.000 kali dan mengunjungi banyak bunga sebelum pulang ke sarang. Ini berarti, jika setiap perjalanan menempuh jarak 3 km pulang pergi, seekor lebah harus menempuh jarak 3 x (90.000-180.000) km untuk menunaikan tugasnya itu.
Keenam, memiliki cara komuni-kasi yang khas di antara sesamanya. Selain melalui feromon --senyawa kimia yang dihasilkan dari kelenjar hipofarink ratu lebah— yang berfungsi mengatur aktivitas lebah-lebah pekerja, sebagai daya tarik seksual atau sebagai kompas penuntun koloni bila sedang migrasi, lebah -- utamanya dilakukan lebah pekerja—- juga mampu berkomunikasi lewat tarian. Saat seekor lebah pemandu (scour) mendapat sari bunga, sebelum memasuki sarang, ia akan melakukan gerakan dalam delapan tarian seperti mengibaskan perut, di tengah kerumunan lebah lain. Kibasan dan tarian tersebut dilakukan dalam pola berbeda dan terorganisasi.Lewat isyarat itu, lebah-lebah pekerja lain dapat mengetahui posisi sumber makanan dimaksud tanpa kesulitan.
Ketujuh, arsitek cermat. Lebah membangun sarangnya dalam ben-
tuk sel-sel heksagonal (segi enam). Di samping sebagai bentuk "gudang" paling efektif untuk menyimpan madu, mesti diakui, bentuk ini pun dapat memerangkap lebih banyak oksigen dan unsur lain yang mereka perlukan dibanding bentuk geometris lain, semisal lingkaran atau segi empat. Pembangunan sarang itu sendiri dimulai dari sudut-sudut yang berbeda hingga akhirnya bertemu secara tepat di tengah.
Kedelapan, tidak mengganggu kecuali diganggu. Lebah kecuali yang jantan dibekali senjata andalan berupa sengat berduri, dengan racun di dalamnya. Bagi yang hipersensitif, setiap sengatan dapat menyebabkan reaksi serius. Walau bagi yang tidak hipersensitif, tidak akan menimbulkan dampak apa-apa.
Beruntung lebah jarang menggunakannya untuk mengganggu. Bagi- nya, senjata tersebut berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan diri manakala diusik.
Boleh jadi, karena keajaiban yang dimilikinya itulah, lebah dipilih untuk menggambarkan manusia seutuhnya. Karena manusia seutuhnya, manusia mukmin, menurut Rasul, adalah bagaikan lebah, tidak makan kecuali yang baik dan indah, seperti kembang yang semerbak; tidak menghasilkan sesuatu kecuali yang baik dan berguna, seperti madu dan beragam produk lainnya, di samping mampu beradaptasi dengan baik di berbagai tempat, menerima kebinekaan, suka bergotong royong, ulet dalam bekerja, cermat dan tepat dalam berpikir, serta tidak mengganggu, kecuali diganggu.*** (Yuga Pramita, TPG Puskesmas Panyileukan Bandung].

1 komentar:

Anonim mengatakan...

makasih atas infonya.