Minggu, 21 Desember 2008

Fernando de Magelhaens Sang Pengeliling Dunia pertama




DALAM buku-buku sejarah, mungkin sobat-sobat pernah membaca tentang petualangan para pelaut yang gagah berani. Menempuh perjalanan jauh mengarungi samudra maha luas pada zaman dahulu, memang bukanlah pekerjaan mudah. Zaman dulu, pastilah peralatannya lebih sederhana. Tidak seperti sekarang, perahu atau kapal laut sudah dilengkapi dengan aneka peralatan navigasi laut yang serba canggih sehingga memudahkan untuk berlayar.
Salah seorang pelaut yang gagah berani itu adalah Fernando de Magelhaens, kelahiran Portugal tahun 1480, yang sampai saat ini tercatat dan diaKui sebagai petualang dan pengeliling dunia pertama dengan memakai perahu layar. Keluarga Magelhaens adalah keluarga bangsawan yang terkenal dan berpengaruh.
Singkat cerita, pada 20 September 1519, kapal San Antonio, Victoria, Santiago, dan Concepcion, berlayar menuju Amerika Selatan mengikuti kapal terbesar bernama Trinidad yang dinakhodai oleh Magelhaens.
Pada Desember, mereka sudah mencapai negara Brasil, kemudian mereka melanjutKan lagi pelayarannya lebih ke selatan dan akhirnya bisa mencapai daerah yang sekarang bernama Argentina. Kapal Santiago karam pada Oktober 1520 sehingga Magelhaens cuma didampingi tiga Kapal lagi.
Mereka terus melaju ke selatan yang kian dingin dengan laut yang mulai membeku. Dengan sekuat tenaga, mereka terus berlayar untuk menemukan samudra lain (Samudra Pasific), dan akhirnya mereka menemukan selat yang kini disebut Selat Magelhaens. Dalam perjalannya, mereka sering melihat begitu banyaknya api di wilayah selatan itu, ternyata api-api itu merupakan api unggun dari penduduk asli (orang Indian). Sehingga mereka menyebut daratan itu dengan sebutan Tierra del Fuego atau daratan api. Nama itu sampai sekarang masih melekat.
Setelah sekitar dua bulan berlayar, akhirnya Magelhaens berhasil masuk ke samudra yang sangat tenang, sehingga ia menamakan samudra itu dengan sebutan Pasific (dulu kita mena-
makannya dengan Lautan Teduh).
Mereka bahagia karena bisa melewati rintangan dari ganasnya Samudra Atlantik. Namun, karena samudra itu begitu luas dan seolah tidak berujung, mulailah mereka kehabisan perbekalan, mereka semakin lapar dan lemah dan banyak yang mulai sakit. Mereka hanya makan biskuit busuk, kulit sapi, serbuk gergaji, dan bahkan tikus untuk mengganjal perut.
Maret 1520 mereka sampai di Kepulauan Filipina dan mereka ditolong oleh penduduk pribumi di sana. Magelhaens adalah seorang religius (taat breragama), selama di Filipina, ia banyak bergaul dengan penduduk setempat dan banyak menobatkan penduduk serta ketua adat memeluk agama Katolik. Tak heran kalau di Filipina banyak nama orang yang berbau Portugal. Saat di Filipina, Magelhaens berusia sekitar 41 tahun.
Magelhaens tewas di Filipina dalam sebuah kerusuhan karena ada sebagian penduduk asli Filipina yang tidak suka akan kedatangan rombongan Magelhaens itu. Anggota rombongan yang tersisa kemudian melanjutkan pelayaran ke Malaka untuk mencari rempah-rempah dengan hanya menggunakan dua kapal, Trinidad dan Victoria.
September 1522, jadi setelah sekitar tiga tahun mereka berlayar, akhirnya mereka sampai ke pelabuhan Spanyol dengan hanya delapan orang yang bertahan hidup. Raja Spanyol menyambut dengan suka cita kedatangan mereka, karena di samping mereka telah berhasil mengelilingi dunia, juqa mereka membawa oleh-oleh berupa 26 ton rempah-rempah yang tak ternilai harganya saat itu.
Sobat-sobat semua, dari cerita itu kiranya kita harus bisa menarik pelajaran berharga tentang kegigihan, keuletan, dan keberanian serta tekad yang kuat dari seorang Magelhaens. Sayangnya, ia keburu meninggal sebelum sampai di tanah kelahirannya.... Namun demikian, nama Fernando de Magelhaens tetaplah harum dikenang dunia, sebagai pelaut sejati yang sulit dicari tanaingannya pada saat itu.

(Tonny Sumarsono/ dari berbagai sumber)***

Tidak ada komentar: